Bak Ular, Ikan Hias dari Indonesia Ini Dapat Bisa

Ikan bleni telah lama hidup di perairan nusantara. Namun, butuh waktu puluhan tahun bagi ilmuwan untuk mengungkap keunikannya.

Ikan yang tersebar dari Bali sampai Papua dan mendiami perairan Segitiga Karang Dunia itu dikenal sebagai salah satu dari hanya dua ragam ikan yang dapat menyuntikkan racun dengan taringnya, seperti ular.

Yang lebih unik, ikan itu tidak mengaplikasikan bisanya untuk membunuh mangsa, tapi untuk melarikan diri dari sergapan pemangsa. Cek juga info tentang macam macam ikan hias.


"Bleni menyuntik ikan lain dengan peptida opioid yang bereaksi seperti morfin atau heroin, menghambat rasa sakit ketimbang menyebabkan sakit," kata Brian Fry, Peneliti dari Universitas Oueensland Australia.

Berukuran rata-rata 8 cm dan relatif kurang lincah bergerak, M atrodorsalis gampang disergap oleh pemangsa. Ikan dan hewan lain lain yang berukuran besar gampang memangsanya bulat-bulat. Tapi dengan taring dan bisanya, ikan yang hidup pada kedalaman 1 - 30 meter itu punya peluang melarikan diri sebelum benar-benar ditelan.

Dikala berada di mulut pemangsa, M atrodorsalis bisa menggigit pemangsa untuk menyuntikkan racun, membuat pemangsa mabuk. Pemangsa alhasil oleng dan M atrodorsalis malah punya kesempatan berenang ke luar dengan selamat.

Dilansirnya Science Alert, kesanggupan M atrodorsalis menghasilkan racun sesungguhnya sudah didokumentasikan oleh spesialis zoologi George Losey 40 tahun lalu. Dia mengetes kesanggupan bisa ikan tersebut dengan memaksanya menggigit tikus putih dan bagian pinggulnya sendiri. Riset itu sedikit memberi gambaran akibat racun.

Riset terkini yang dilakukan oleh Fry dan rekannya, Nicholas Casewell dari Liverpool School of Tropical Medicine, memberi pedoman tetang tipe bisa yang diciptakan. Menurut riset yang dipublikasikan di jurnal Current Biology pekan lalu itu, bisa yang dibuat mengandung protein macam enkephalin yang bersifat opioid.

"Opioid telah ditemukan pada racun kalajengking, tetapi kami tak menduga bisa menemukannya pada racun ikan," kata Casewell seperti dikutip Gizmodo, Kamis.

"bisa mengakibatkan penurunan tekanan darah, kemungkinan pengaruh senyawa yang dikandungnya. Penurunan tekanan darah ini yang mungkin membikin ikan ini dapat melarikan diri," imbuhnya.

Setidaknya 2.500 macam ikan menjadikan bisa tapi kenyataan bahwa M atrodorsalis kapabel menyuntikkannya menarik. Pasalnya, manusia sudah lama memanfaatkan spesies berwarna-warni itu sebagai ikan hias tanpa mengenal betul manfaatnya yang lebih besar.

Penelitian racun ikan ini penting untuk mencari pilihan senyawa obat, mungkin pembunuh rasa sakit atau penurun tekanan darah. Selama ini, ragam kalajengking dan ular menjadi target utama penelitian tersebut. Tapi dengan banyaknya jenis ikan, maka penelitian pada kategori itu pun penting.